Rabu, 08 Februari 2012

Stop Menyentuh Wajah dengan Tangan!

Secara tak sadar, kita pasti sering menyentuhkan tangan pada wajah, entah itu untuk mengelus-elus dagu, menyentuh pipi, menggaruk hidung, menyandarkan pipi ke telapak tangan, atau sekadar mengenyahkan rambut yang menutupi muka. Sadarkah Anda bahwa kemungkinan besar itulah yang membuat wajah Anda berjerawat?


Telapak tangan = sumber bakteri
Nyaris semua aktivitas kita sehari-hari dilakukan dengan tangan. Maka tak heran jika sebagian besar bakteri dan kuman yang kita temui setiap hari menempel di tangan kita.

Jerawat terbentuk saat pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati, minyak, atau kosmetik, kemudian bercampur dengan bakteri. Bayangkan apa yang terjadi saat kulit wajah kita sudah ditutupi oleh minyak dan debu setelah seharian beraktivitas, lalu tangan kita yang penuh kuman menyentuh-nyentuh kulit. Tak heran jika jerawat di wajah tak kunjung berkurang.

Masalahnya, biasanya aktivitas menyentuh wajah ini dilakukan secara tidak sadar. Atau jika dilakukan secara sadar, sulit sekali rasanya untuk menahan diri. Bagaimana caranya menghentikan kebiasaan buruk ini?

1. Pastikan tangan selalu bersih
Tak salah jika sejak dulu ibunda selalu mengingatkan untuk mencuci tangan dengan sabun. Tak perlu sering-sering, karena akan membuang bakteri baik dan membuat kulit tangan jadi kasar, namun setidaknya selalu cuci tangan setiap habis melakukan aktivitas yang mentransfer banyak kuman.

Ingat, setelah tangan dicuci, bukan berarti kita bebas menyentuh wajah. Ini hanya untuk jaga-jaga, setidaknya jika kita tak sengaja menyentuh wajah, tangan sedang dalam keadaan "tak kotor-kotor amat".

Yang terpenting, pastikan tangan Anda dalam keadaan bersih saat tiba waktunya mengoleskan pelembab, sunscreen, krim malam, masker, atau obat jerawat.

2. Jangan memainkan rambut
Rambut mengandung minyak yang jika menyentuh wajah (baik langsung maupun melalui perantara tangan) bisa menambah penumpukan minyak di kulit muka dan menyebabkan jerawat.

3. Gunakan punggung tangan
Jika Anda benar-benar harus menyentuh wajah, misalnya untuk mengenyahkan benda asing, gunakan punggung tangan dan bukan telapak tangan. Punggung tangan tidak bebas kuman, tapi jumlahnya tak sebanyak kuman di telapak tangan.

4. Sibukkan tangan Anda
Biasanya kebiasaan menyentuh-nyentuh jerawat dan mengelus-elus kulit wajah dilakukan saat sedang iseng. Untuk mengalihkannya, beri kebiasaan lain bagi tangan Anda, misalnya memainkan jemari tangan. Memasukkan tangan ke dalam saku, memegang sebuah benda dengan dua tangan, dan melipat tangan di depan dada juga bisa jadi "penahan" agar tangan tak jalan-jalan.

5. Pakai sarung tangan
Ini berlaku untuk Anda yang sering tak sengaja menyentuh wajah saat tidur di malam hari. Tentunya Anda harus memastikan sarung tangan Anda bersih dan selalu rutin dicuci. Mau trik oke? Oleskan lotion pelembap ke telapak tangan sebelum tidur dan tutupi dengan sarung tangan. Anda pun akan bangun dengan tangan yang lembut dan halus.

6. Libatkan orang-orang terdekat
Beri tahu sahabat, kekasih, adik, kakak, mama, papa, dan rekan-rekan kerja tentang efek buruk menyentuh wajah dengan tangan. Ingatkan mereka untuk menegur Anda saat Anda melakukannya.
[ Read More.. ]

Faktor Genetik Bantu Orang Kebal HIV

Penelitian terbaru menunjukkan satu persen dari populasi manusia memiliki ketahanan genetik alami dari penyakit mematikan, seperti HIV, malaria dan hepatitis.

Temuan ini terungkap setelah peneliti melakukan penelitian terhadap penyakit antraks dan menemukan bahwa kerentanan setiap orang terhadap penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis ini bervariasi.

Ketika bakteri dihirup oleh manusia atau hewan, bakteri tersebut akan mulai memproduksi toksin antraks dan membunuh sel inang. Jika tidak diobati, infeksi antraks dapat menyebabkan kerusakan jaringan secara luas, pendarahan hingga kematian.

Ada vaksin yang efektif untuk mengobati antraks dan beberapa jenis penyakit yang merespon dengan baik terhadap pengobatan antibiotik. Namun, peneliti menemukan adanya kerentanan terhadap toksin antraks yang diwariskan secara genetik.

Dalam penelitian oleh tim ilmuwan dari Stanford University School of Medicine di Amerika, dilakukan pengamatan genetik terhadap 234 partisipan dari berbagai negara. Peneliti menemukan sel-sel dari tiga partisipan hampir tidak sensitif terhadap toksin, dibandingkan sel-sel dari ratusan partisipan lainnya.

Dari hasil pengamatan, para peneliti menemukan adanya variasi dalam tingkat ekspresi genetik pada beberapa relawan yakni pada struktur protein di permukaan sel yang disebut CMG2 (capillary morphogenesis gene 2).

Penelitian yang dipublikasikan secara online dalam Prosiding National Academy of Sciences menunjukkan protein tersebut memegang peran penting dalam infeksi bakteri antraks. Perbedaan struktur pada protein ini membuat sebagian orang menjadi tidak sakit meski sama-sama terinfeksi bakteri antraks.

Setelah melakukan pengamatan lebih dalam, peneliti juga menemukan sel-sel yang diisolasi dari orangtua dan anak-anak ternyata serupa dan menunjukkan bahwa sensitivitas terhadap toksin merupakan sifat yang diturunkan.

"Temuan ini memberikan petunjuk untuk memprediksi siapa saja yang lebih cenderung mengalami sakit parah setelah terinfeksi. Akhirnya, hasil penelitian ini dapat mengarahkan pada pengembangan stategi pengobatan baru," papar David, Relman selaku profesor microbiology and immunology dari Stanford University, dilansir melalui Dailymail, Selasa (7/2).

[ Read More.. ]

Jumlah Perokok Indonesia Dua Kali Lipat Penduduk Malaysia

Peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Abdillah Ahsan, menyatakan bahwa jumlah perokok di Indonesia dua kali lipat melebihi total jumlah penduduk Malaysia.
"Perkiraan saya, hingga saat ini setidaknya ada 65 juta orang yang merokok setiap hari. Jumlah ini jauh lebih besar dibanding dengan total jumlah penduduk Malaysia yang berjumlah sekitar 27 juta," kata Abdillah, Selasa.
Abdillah, salah satu pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), mengatakan bahwa perokok berusia 15 tahun ke atas mengalami kenaikan hingga 7,7 persen sejak 1995. Jumlah perokok remaja pada 1995 naik 27 persen. Sekarang jumlahnya naik sekitar 34,7 persen.
Abdillah mengatakan jumlah perokok laki-laki dewasa pada tahun 1995 mencapai 53 persen. Namun, pada tahun 2010, jumlah perokok pria meningkat menjadi 66 persen.
"Jika di tahun 1995 satu dari dua laki-laki dewasa merokok, pada tahun 2010 meningkat menjadi dua dari tiga laki-laki dewasa yang merokok," kata Abdillah.
Sementara itu, jumlah perokok perempuan pada tahun 1995 tercatat sebesar 1,7 persen dan meningkat menjadi. 4,2 persen pada tahun 2010. Menurut Abdillah, penyebab meningkatnya jumlah perokok di Indonesia karena lemahnya peraturan pengendalian konsumsi rokok.
[ Read More.. ]

Kreatif Rayakan Valentine!

Tahun ini bisa jadi Anda tidak punya waktu khusus merayakan hari kasih sayang bersama pasangan. Karena Valentine Day yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari jatuh tepat hari Selasa.

Tapi jangan khawatir, Genius Beauty akan berbagi skenario untuk menghabiskan Hari Valentine Anda dengan pasangan tetap romantis.

Ungkapan Cinta Pagi Hari

Skenario pertama, untuk para wanita bisa memberikan kejutan menyenangkan bagi pasangan sepanjang hari. Caranya, ambil lipstik lalu tuliskan beberapa kata kecil yang menjadi petunjuk bagi pasangan Anda yang mengarahkannya ke dapur. Voila, di dapur siapkan kejutan sarapan cinta untuknya.

Sarapan Valentine

Jika Anda sarapan pagi bersama setiap hari, di Hari Valentine ini Anda disarankan membuat sarapan lebih beragam. Cetak telur dadar dalam bentuk hati. Atau membuat cappucino, kemudian ambil tusuk gigi dan hati-hati buatlah gambar jantung dengan bubuk coklat di busa susu.

Biarkan Dia Temukan Tanda Cinta

Skenario ini akan terus berlanjut, dan Anda bisa membuat pasangan Anda menemukan tanda cinta di beberapa tempat sepanjang hari. Anda bisa menyelipkan catatan kecil indah di dompetnya, saku celana, kantong kartu bisnisnya. Tanda-tanda cinta ini akan membuat pasangan Anda cepat pulang ke rumah.

Hari Valentine itu sendiri
Sehari penuh, biarkan pasangan Anda penuh dengan rasa penasarannya. Anda juga bisa mengirimkan faks lucu ke kantornya. Pastikan pasangan Anda menerima langsung faks itu dan bukan sekretarisnya.

Romantic Evening di Hari Valentine

Malam yang ditungu-tunggu telah datang dan hanya untuk Anda berdua. Anda bisa mengajak pasangan dengan ide-ide baru, main skating, makan romantis di restoran atau menyewa ruang kecil bioskop menonton film favorit Anda berdua.

Valentine di Rumah

Jika Anda tidak punya waktu memesan meja di restoran, Anda bisa membuat suasana lain di rumah. Isi bak mandi dengan air panas, tambahkan garam, dan tambahkan atribut-atribut bajak laut. Tuliskan kata cinta di sehelai kertas, membakar tepi kertas dan menyematkannya disela-sela atribut bajak laut. Nikmati laut tenang atau memiliki badai berlanjut - semua angin di layar Anda.
[ Read More.. ]

Bahaya Duduk di Samping Jendela Selama Penerbangan

Saat melakukan check-in, banyak penumpang pesawat yang meminta kursi disamping jendela agar dapat menikmati pemandangan. Namun, penelitian terbaru justru menyarankan seseorang untuk memilih tempat duduk yang jauh dari jendela.
Penelitian terbaru telah membuktikan duduk di samping jendela selama penerbangan berdampak buruk bagi kesehatan.
Para ahli dari American College of Chest Physicians menjelaskan bahwa duduk di kursi pesawat dekat jendela cenderung membuat seseorang malas bergerak. Selain itu, banyak penumpang yang duduk di dekat jendela merasa 'ribet' jika harus melewati penumpang di sebelahnya.
Bagi mereka yang melakukan perjalanan jarak jauh, duduk diam selama lebih dari 8 hingga 10 jam berisiko mengalami penyumbatan pembuluh darah (Deep Vein Trombosis/DVT), terutama bagi ibu hamil, orangtua, dan perempuan yang mengonsumsi pil kontrasepsi.
DVT merupakan bentuk penggumpalan darah di bagian kaki. Kondisi ini cukup serius, karena terkadang bekuan tersebut bisa pecah dan mengalir melalui peredaran darah ke organ-organ vital dan bisa menyebabkan gangguan hingga kematian.
Sebelumnya, DVT ini selalu dianggap sebagai sindrom kelas ekonomi, yang seolah-olah DVT menyerang penumpang di kelas ekonomi. Namun, peneliti menegaskan kasus ini juga banyak terjadi pada penumpang kelas ekonomi bisnis dan eksklusif.
"Penerbangan dengan kelas ekonomi tidak meningkatkan risiko DVT, melainkan disebabkan oleh lamanya duduk di kursi yang membuat seseorang tidak bergerak. Duduk di dekat jendela membatasi pergerakan, sehingga memicu risiko DVT," Dr Mark Crowther dari McMaster University di Ontario, Kanada, dilansir melalui Dailymail, Rabu (8/2).
Para dokter menganjurkan para penumpang pada penerbangan jauh untuk sering berjalan dan berdiri sepanjang lorong atau pergi ke toilet, meregangkan otot betis mereka dan mengubah posisi duduknya.
Penelitian lain di tahun 2007 menemukan penumpang dengan penerbangan jarak jauh memiliki risiko tiga kali lebih tinggi mengalami DVT, terutama wanita dan mereka yang tinggi badannya lebih dari enam kaki, lebih pendek dari 5,4 kaki atau kelebihan berat badan.
[ Read More.. ]

Tato dan Tindik Dapat Tularkan Hepatitis C

Peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menemukan fakta bahwa tato yang dibuat oleh kelompok non-profesional dapat meningkatkan risiko penularan infeksi hati melalui darah. Laporan penelitian itu menyebut tinta yang digunakan oleh seorang pembuat tato amatir itu berpeluang memiliki risiko Hepatitis C.
Hepatitis C masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Amerika Serikat.  Sekitar 75 sampai 85 persen orang yang terinfeksi Hepatitis C itu terjangkit penyakit kronis yang dapat menyebabkan penyakit serius seperti sirosis dan kanker hati. Penyakit ini ditularkan antar manusia melalui kontak dengan darah yang terinfeksi.
Di Amerika Serikat, ada sekitar 18 ribu kasus infeksi baru Hepatitis C setiap tahun. Penularan terutama terjadi ketika orang yang menggunakan narkotika suntik itu berbagi jarum atau alat suntik tercemar.
Namun, ternyata ada cara lain untuk penularan penyakit itu. "Tato dan tindik dapat menularkan Hepatitis C dan infeksi lainnya jika dilakukan di bawah kondisi yang tidak steril," kata Rania Tohme, seorang ahli epidemiologi dari CDC yang memimpin penelitian, kepada Reuters Health melalui email.
Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Penyakit Infeksi Klinikal itu berdasarkan koleksi penelitian yang telah dipublikasikan sejak 1994. Orang yang membuat tato oleh kelompok non-profesional memiliki risiko terinfeksi Hepatitis C sebanyak dua sampai empat kali lebih tinggi dari rata-rata.
Tohme mencatat 'tato penjara' adalah masalah khusus. Karena, tato sangat umum di kalangan napi penghuni penjara. Narapidana mungkin memiliki faktor risiko lain untuk Hepatitis C.
[ Read More.. ]

Hukuman Fisik Membuat Anak Lebih Agresif

Memberi hukuman kepada anak secara fisik tidak akan mengurangi kenakalannya tapi justru membuatnya lebih agresif.

Pernyataan ini dibuat berdasarkan hasil penelitian Universitas Manitoba dan Rumah Sakit Anak dari Timur Ontario selama 20 tahun terakhir.

Times of India menyebutkan kalau penulis studi Joan Duurant dan Ron Enson menemukan bahwa hukuman fisik membuat anak lebih agresif dan dapat membahayakan mereka dalam jangka panjang.

"Perilaku anak-anak ini akan lebih agresif dan tidak takut terhadap orangtua, saudara, teman mereka. Hukuman fisik juga berhubungan dengan berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi, kecemasan dan penggunaan obat dan alkohol," ujar Durrant.

Ketika 500 orangtua dilatih untuk mengurangi ketergantungan mereka dalam menjatuhkan hukuman fisik, ternyata perilaku agresif anak ikut menurun. Sekarang hukuman fisik mulai ditinggalkan dan beralih ke upaya mendisiplinkan anak melalui pendekatan konstruktif.
[ Read More.. ]